v v

jam


Sabtu, 04 Juni 2016

Suatu hari seekor Tikus mengintip di balik celah di tembok untuk mengamati sang Petani dan isterinya saat membuka sebuah bungkusan. Mungkin di dalam bungkusan itu ada makanan pikirnya? Tapi ia terkejut sekali, ternyata bungkusan itu berisi perangkap tikus. Lalu tikus itupun berlari kembali ke ladang pertanian itu, untuk mencoba mencari pertolongan pada hewan-hewan yang ada di sana. Sang ayam dengan tenang dan sambil tetap menggaruki tanah, mengangkat kepalanya dan berkata.
"Ya maafkan aku pak Tikus, aku tahu ini memang masalah besar bagi kamu, tapi buat aku secara pribadi tidak ada masalahnya tuh. Jadi jangan buat aku sakit kepala ya.!" Tikus berbalik dan pergi menuju sang kambing dan meminta pertolongan kepadanya.
"Wah, aku turut menyesal dengar kabar ini pak Tikus, tetapi tak ada sesuatupun yang bisa kulakukan kecuali berdoa. Yakinlah, kamu senantiasa ada di dalam doa-doaku!" Hibur sang Kambing kepada sang Tikus. Mendengar hal itu Tikus pergi meninggalkan kambing dan  kemudian berbelok menuju si sang  Lembu.
"Hmmmmm Sebuah perangkap tikus yaa, jadi saya dalam bahaya besar yaa hahaha?" Si lembu sambil tertawa mengejek sang Tikus. Kemudian Tikus itupun kembalilah kerumah dengan kepala tertunduk dan merasa begitu patah hati, kesal dan sedih. Terpaksa menghadapi perangkap tikus itupun sendirian, ia merasa sungguh-sungguh sendiri.
Malampun tiba dan terdengar suara bergema diseluruh rumah, seperti bunyi perangkap tikus yang berjaya menangkap mangsanya. Isteri petanipun berlari pergi melihat apa yang berhasil di tangkap oleh perangkap tikus tadi. Di dalam kegelapan itu dia tak bisa melihat bahwa yang terjebak itu adalah seekor ular berbisa. Dan ular itupun sempat mematuk tangan isteri petani itu. Tubuh si istri petani menggigil dan demam. Dan sudah menjadi kebiasaan setiap orang yg sakit demam obatnya adalah sup ayam segar yang hangat. Tanpa pikir panjang lagi si petani itupun mengasah pisaunya pergi kekandang mencari ayam untuk bahan supnyanya. Tapi bisa ular itu sungguh berbahaya. Istri petani itu tidak langsung sembuh akhirnya banyak tetangga yang datang membezuk kerumahnya, Atomatis ia-pun harus menyiapkan makanan, dan terpaksa kambing yang ada di kandangpun di jadikan sajian untuk makanan. Namun lagi-lagi itupun tidak cukup. Bisa ular itu tetap  tidak dapat di taklukkan. Si istri akhirnya meninggal dunia. Berpuluh-puluh orang datang untuk mengurus pemakamannya juga selamatan. Tak ada cara lain lembu di yang ada di kandangpun di jadikan panganan untuk puluhan pelayan dan peserta selamatan.
 summary:
Dari cerita sederhana ini kita bisa ambil pelajaran bahwa apabila kita mendengar ada seseorang yang menghadapi masalah, janganlah berpikir  bahwa itu tidak ada kaitannya dengan diri kita, ingatlah bahwa apabila ada perangkap tikus di dalam rumah semestinya seluruh ladang pertanian juga ikut menanggung risikonya. Karena Ladang Pertanian Ibarat Lingkungan Kita Sehari-hari